Cerita dari Lereng Gunung Prau
Rp 50.000
Cerita dari Lereng Gunung Prau
Penulis : Nadinda Catrine Shany
Editor : Zainullah
Desain Cover : Nur Syarif
Tata Letak : Nisa
Ukuran : Hal 92, Uk: 14,82 x 20,99 cm
Penulis : Nadinda Catrine Shany
Editor : Zainullah
Desain Cover : Nur Syarif
Tata Letak : Nisa
Ukuran : Hal 92, Uk: 14,82 x 20,99 cm
Sinopsis Buku
Dari sosok Suromangundjoyo yang menancapkan tongkat lalu muncullah sumber mata air, hingga Mbah Gedong yang menolak jati diri kebangsawanan demi menjadi rakyat biasa.
“Senajan to kowe manggon ning dhuwur akeh sumber akeh banyu, nanging sawahmu wi bolongan e arang kranjang.” – Mbah Gedong
Di balik sunyinya lereng Gunung Prau, tersimpan jejak-jejak kisah yang tak lekang oleh waktu. Buku ini merangkai cerita rakyat, sejarah lisan, mitos, hingga legenda para leluhur yang membabat alas dan mendirikan kehidupan di tanah Ngluyu. Melalui tokoh-tokoh seperti Suromangundjoyo, Mbah Gedong, hingga Punggawa Tlimah, pembaca diajak menyelami masa silam yang sarat nilai, spiritualitas, dan kebijaksanaan lokal.
Dengan gaya tutur yang hangat dan menyentuh, Cerita dari Lereng Gunung Prau tak hanya menghidupkan kembali kisah-kisah yang hampir terlupakan, tetapi juga menjadi bentuk penghormatan pada sejarah dan budaya yang telah membentuk jati diri sebuah daerah.
Buku ini bukan sekadar bacaan, tetapi perjalanan batin menuju akar tradisi yang layak dikenang dan dijaga.
Dari sosok Suromangundjoyo yang menancapkan tongkat lalu muncullah sumber mata air, hingga Mbah Gedong yang menolak jati diri kebangsawanan demi menjadi rakyat biasa.
“Senajan to kowe manggon ning dhuwur akeh sumber akeh banyu, nanging sawahmu wi bolongan e arang kranjang.” – Mbah Gedong
Di balik sunyinya lereng Gunung Prau, tersimpan jejak-jejak kisah yang tak lekang oleh waktu. Buku ini merangkai cerita rakyat, sejarah lisan, mitos, hingga legenda para leluhur yang membabat alas dan mendirikan kehidupan di tanah Ngluyu. Melalui tokoh-tokoh seperti Suromangundjoyo, Mbah Gedong, hingga Punggawa Tlimah, pembaca diajak menyelami masa silam yang sarat nilai, spiritualitas, dan kebijaksanaan lokal.
Dengan gaya tutur yang hangat dan menyentuh, Cerita dari Lereng Gunung Prau tak hanya menghidupkan kembali kisah-kisah yang hampir terlupakan, tetapi juga menjadi bentuk penghormatan pada sejarah dan budaya yang telah membentuk jati diri sebuah daerah.
Buku ini bukan sekadar bacaan, tetapi perjalanan batin menuju akar tradisi yang layak dikenang dan dijaga.
Diskusi